Jumat, 20 Juni 2008

Opini Multimedia

Multimedia adalah media yang terdiri dari elemen yang berbentuk teks,video,animasi,gambar dan suara. Dikatakan sebagai multimedia bila informasi tersebut mengandung minimal dua elemen misalnya teks dan animasi saja, atau animasi dan suara . multimedia sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari kita misalnya kartun,koran,dll. intinya multimedia sangat bermanfaat buat kita. :)

Tarif Super Murah dengan Interkoneksi IP

Jakarta - Per April lalu, pemerintah telah memberlakukan implementasi perhitungan biaya interkoneksi yang baru. Dari perhitungan menggunakan data tahun 2005, biaya interkoneksi menjadi lebih murah, terutama untuk layanan telepon bergerak dan layanan pesan singkat (SMS).

Meski sudah turun, nampaknya itu belum seberapa. Diprediksi, saat jaringan akan berbasis protokol internet (IP), tarif interkoneksi yang berdampak pada tarif pungut ke masyarakat, akan jauh lebih terjangkau dan murah lagi. Mengapa?

Seperti diketahui, saat ini ada dua teknologi utama yang begitu menentukan di era masyarakat informasi, yaitu sistem bergerak tanpa kabel (wireless cellular system) dan internet. Dengan melihat kebutuhan akan layanan-layanan baru, peningkatan bandwidth, serta kebutuhan konektivitas di mana-mana, yang secara terus-menerus meningkat, hal itu mendorong kebutuhan sistem telekomunikasi bergerak masa depan (next generation mobile system) yang akan berbasis pada IP.

Peran penting dari IP pada sistem next generation mobile adalah sistem akan efisien dan biaya yang efektif antara overlay network untuk menjalankan aplikasi dan layanan saat ini dan ke depan. IP diasumsikan sebagai perekat untuk menyediakan konektivitas global, mobilitas di antara jaringan dan platform umum untuk pemberian layanan melalui beragam jaringan akses yang berbeda.

Tercatat ada sejumlah faktor pendorong dan dampak dari pengimplementasian jaringan berbasis IP. Yaitu, pertama, penghematan biaya untuk investasi dan operasional. Hal itu terjadi karena operator jaringan hanya butuh memiliki dan me-manage satu jaringan. Kedua, kecenderungan bahwa jaringan backbone masa depan, untuk voice dan data, akan berbasis IP. Dengan jaringan berbasis IP, maka hal itu memungkinkan penggunaan jaringan yang efisien dan perpindahan yang halus antarjaringan.

Ketiga, IP multimedia dapat mendukung teknologi akses yang berbeda-beda dan terjadinya konvergensi antara telepon tetap (fixed) dan telepon bergerak (mobile). Keempat, peningkatan kapasitas yang dapat dilakukan secara cepat dan murah. Dan kelima, layanan yang kian beragam karena voice/multimedia dapat terintegrasikan dengan layanan lain.

Sementara itu, infrastruktur IP dapat dikarakteristikan melalui tiga cara pandang, yaitu, aspek transport dimana semua trafik akan dikirimkan melalui IP, kemudian aspek layanan (service) dimana jaringan IP akan menyediakan platform layanan yang memungkinkan makin mudah dan cepatnya pembuatan dan penyediaan layanan. Multimedia melalui IP akan didukung dengan protokol SIP, dan aspek terminal dimana terminal akan berbasis IP, dengan kemampuan SIP/VoIP.

Masalah Interkoneksi

Untuk mengimplementasikan perubahan yang dimaksud, karakteristik-karakteristik tersebut perlu diperhatikan untuk melihat perubahan arsitektur jaringan dan pengimplementasian jaringan berbasis IP. Dan salah satu isu itu adalah interkoneksi. Interkoneksi - keterhubungan antarjaringan telekomunikasi secara fisik dan logika dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda - mempunyai peran strategis dalam kompetisi di industri telekomunikasi. Satu kalimat yang bisa dijadikan pegangan betapa pentingnya interkoneksi adalah: tak ada kompetisi tanpa interkoneksi.

Di Indonesia, UU No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi pada Pasal 25 menegaskan bahwa setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi berhak mendapatkan interkoneksi dari penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya. Selain hak, setiap penyelenggara telekomunikasi juga berkewajiban menyediakan interkoneksi apabila diminta oleh penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya, sehingga hubungan komunikasi antaroperator dapat terjadi.

Dalam perjalanannya, persoalan interkoneksi begitu sering menghadapi kendala. Persoalan yang banyak mengemuka adalah masalah kepastian serta transparansi penyediaan dan pelayanan interkoneksi antarpenyelenggara telekomunikasi. Untuk itulah kemudian dikeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 8/2006 tentang Interkoneksi.

Beberapa pokok pikiran Permen No.8/2006 diantaranya interkoneksi harus menjunjung prinsip-prinsip seperti transparansi, nondiskriminasi dan penyediaan interkoneksi dari yang berbasis pendapatan ke interkoneksi berbasis biaya yang dihitung berdasar elemen jaringan yang digunakan.

Perubahan jaringan masa depan menuntut adanya model interkoneksi baru. Jaringan dan trafik berbasis IP dipastikan berpengaruh terhadap pengaturan interkoneksi. Regulasi harus memberikan jaminan terhadap perlakukan non-diskriminatif. Sedangkan pendefinisian parameter interkoneksi dalam lingkungan multi-service, any-to-any, bukan sekadar jaringan ke jaringan lagi.

Soal kapan interkoneksi berbasis IP akan diterapkan, dalam Peta Jalan (Road Map) Konvergensi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, direncakan pada 2011 interkoneksi yang tadinya berdasar waktu dan jaringan dengan metode berbasis biaya akan berubah ke basis IP.

Apakah nantinya perhitungan biaya akan tetap menggunakan cost based, atau kembali ke revenue sharing atau konsep lainnya, masih perlu dipelajari secara seksama. Namun, kecenderungan dibanyak negara adalah bill and keep, semacam prinsip sender keep all untuk interkoneksi SMS. Hanya saja, sistem ini banyak dikembangkan untuk industri telekomunikasi dengan trafik yang seimbang. Sementara di sini, terjadi time gap dan subscriber gap antara operator incumbent dan new entrant.


*)Penulis, Heru Sutadi adalah pengamat telekomunikasi dan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), bisa dihubungi melalui e-mail: herusutadi[at]hotmail.com atau blog: herusutadi.com. ( dwn / dwn )

Multi-protocol Label Switching (MPLS)


Multi-Protocol Label Switching1 ( MPLS) telah sering diperkenalkan sebagai teknologi yang akan membantu penyedia jasa layanan untuk mengirimkan ketersediaan dan yang lebih baik, termasuk manfaat spesifik yang menuntut aplikasi seperti suara dan video. Di tahun terakhir, banyak penyedia jasa layanansudah menerapkan MPLS teknologi di dalam jaringan inti mereka. Sekarang, dengan MPLS tulang punggung jaringan inti, protokol ini sedang menawarkan Jasa MPLS-based ke pelanggan perusahaan di dalam mendukungan teknologi lebih tinggi dari IP ( Voip) dan aplikasi video.

Avaya bekerja dengan salah satu dari pelanggan perusahaan nya untuk mengukur ketersediaan MPLS didalam mendukung komunikasi suara. Pelanggan menggunakan Avaya Converged Network Analyzer (CNA) untuk mengoptimalkan komunikasi suara ke WAN yang lain yang menghubungkan markas besar nya dan banyak kantor cabang.

Pada Gambar menunjukan untuk menghubungkan antara kantor pusat dengan cabang-cabang yang lain sudah tidak menggunakan jaringan internet tetapi menggunakan teknologi MPLS. Dengan teknologi ini diharapkan keamanan dan kecepatan dalam mengirimkan data berupa video dan suara akan lebih baik.